Minggu kemarin saya sempat mengunjungi ke dua kota ini. walaupun kunjungan saya singkat sekitar 1 minggu, paling tidak saya sudah bisa menilai ke dua kota ini secara subjektif.
Balikpapan dari atas hotel Grand Tiga Mutiara :D |
penerbangan dari jakarta ke balikpapan sekitar 1 jam 40 menit. mendarat di bandara internasional sepinggan. bandara ini lumayan besar dan terletak persis di pinggir pantai. bandara ini sangat dekat dengan kota, jadi hanya dibutuhkan sekitar 20 menit menuju pusat kota. kesan pertama ke balikpapan adalah: rapi, hijau, jalanan lancar. dalam perjalanan menuju tempat akomodasi saya, yaitu di hotel Grand Tiga Mutiara. Saya melihat jajaran hotel-hotel bintang 3 hingga 4 yang tersentralisasi di area tertentu. setelah sejenak istirahat dan rapat, sore itu juga saya langsung menuju samarinda, karena kebetulan tugas saya disitu untuk 4 hari kerja. perjalanan antara balikpapan-samarinda sekitar 3 jam dengan jarak sekitar 120 km. ditengah-tengah perjalanan, ada rumah makan terkenal yang bernama Tahu Samarinda. setelah menyantap disitu, kami melanjutkan menuju samarinda.
perjalanan itu terbilang cukup lama karena jalanan ramai. kami hampir menghabiskan 4,5 jam perjalanan. sesampainya di samarinda kami langsung menuju hotel, hotel MJ, karena itu sudah lebih dari jam 10 malam kami langsung tidur guna bangun pagi keesokan harinya.
Samarinda adalah ibukota dari provinsi kaltim. saya sempat berfikir bahwa samarinda lebih besar dari Balikpapan. namun esok paginya setelah saya melihat kenyataan ternyata....
samarinda itu kotor...
samarinda itu crowded...
samarinda itu....
Pokoknya samarinda dan balikpapan merupakan dua sisi yang sangat berbeda. jika kesan pertama melihat balikpapan merupakan kota yang bersih, samarinda kebalikanya. jalanan di samarinda penuh dengan debu. banyak alat berat di pusat kota dengan ban penuh lumpur sehingga mengotori jalanan. saya belum pernah melihat jalanan "Bebas Debu" di seluruh kota samarinda. jalanan di samarinda macet! sebenarnya jalanan di samarinda cukup besar untuk membuat kota samarinda tidak macet, namun kesadaran parkir warganya yang rendah membuat kota ini diambang tottaly blocked. bayangkan saya melihat ada mobil yang parkir di perempatan lampu merah. jadi kalo ada instruksi, ke kiri jalan terus, harus lihat dulu ada mobil gak sewaktu belok. bisa bisa malah nabrak mobil. sempat juga terkena macet di siang hari, dan setelah tau penyebabnya dalam hati saya tertawa. penyebab dari kemacetan itu adalah ada mobil yang parkir di lajur balik karena parkir penuh. jadi kendaraan lajur kanan dan kiri harus antri karena hanya terdapat satu lajur.
Makanan di samarinda juga super duper mahal! saya makan coto makasar di warung tenda kotor di pasar, berdua habis 47 ribu!. pernah juga makan di warung jenggo (sejenis warung angkringan/nasi kucing). saya mengambil 2 nasi, sedangkan teman dan driver saya hanya makan 1 nasi. makan dengan gorengan dan sate-sate yang tersedia ditambah teh anget. kalo di Jogja bertiga paling habis tidak nyampe 20 ribu. di samarinda 80 ribu!
stadion utama kaltim |
disamping semua itu, samarinda adalah kota dengan fasilitas olahraga yang lengkap. bayangkan, baru lihat stadion, jalan 5 menit ketemu stadion lagi. sungguh kota stadion. bahkan di suatu komplek olahraga, ada hotel besar yang bernama hotel atlete.
di dalam stadion utama kaltim |
samarinda merupakan kota yang terbagi dua. samarinda kota dan samrinda seberang. yang memisahkan kedua wilayah ini adalah sungai mahakam yang luasnya kaya danau. saya beberapa kali ke arena olahraga yang terletak di seberang sungai, yaitu di daerah palaran. tepatnya di stadion utama kaltim. sebuah arena olahraga bekas PON 2008 yang sekarang sudah tidak terurus. komplek olah raga ini sangat sepi, sangat jauh dari camput tangan manusia :D. yang terlihat disini hanyalah sampah, rumput dan lumut. komplek olahraga yang besar ini seolah-olah sudah dilupakan sejak dibangun dan gunakan untuk PON. wah eman banget!