arsip

Senin, 02 April 2012

Backpaker itu Tak Segembel Yang Kau Bayangkan.

Esensi dari liburan adalah menikmati suasana baru yang belum pernah dilihat di tempat asal sehingga itu menimbulkan kesan. benar bukan?

jadi jika anda lahir dan besar dijogja, anda tidak akan pernah merasa sedang berlibur bukan. jika dibandingkan dengan mereka orang-orang yang berasal dari kota bahkan negara lain yang berbondong-bondong ke jogja untuk liburan.

hal tersebut merupakan moto utama saya dalam berlibur. jadi apabila anda ingin menikmati bali sebagai “Bali” bagi anda. maka ciptakanlah “Bali” untuk anda.

banyak sekali orang yang pernah mengunjungi pulau dewata ini. bahkan beberapa darinya mengunjungi beberapa kali dengan hal yang sama aja. perjalanan yang sama, rute yang sama, dan kegiatan yang sama. jadi apa bedanya dengan rutinitas anda selain dari frekuensinya yang lebih dikit?

dengan berlandaskan seperti itulah saya bisa menikmati “Bali” sebagai “Bali” saya.

ini adalah cerita dulu, sekitar akhir juni 2010.

jadi begini ceritanya.

jujur saja saya belum pernah travelling dengan cara backpaker. namun sebenarnya ide-ide seperti itu terus tertanam. dan siap untuk direalisasikan. akhirnya menjelang liburan semester, bulan agustus 2010, teman saya satu komunitas, arif. mengajaku untuk ikut traveling bersamanya. dia bilang bahwa perjalanan kali ini merupakan perjalanan dengan budjed. jadi sebenarnya konsep backpaker itu adalah budjed. jadi perjalanan kita di batesin dengan jumlah uang. sehingga apa aja harus disesuaikan dengan jumlah uang yang ada.



waktu itu disepakati bahwa budjet untuk traveling di bali bersama tetek bengeknya adalah Rp 500 ribu. tentu hal itu sangat murah untuk wisata satu minggu di bali, namun tetap saja mahal untuk seorang anak kos.

oke, setelah sepakat kita akhirnya berangkat pada tanggal 25 juni 2010. kita tidak tidur malam sebelum berangkat. ditakutkan bangun kesiangan karena kereta menuju banyuwangi berangkat pada pukul 7 pagi.

kita berangkat berdelapan. yang semuanya adalah mahasiswa fisipol UGM, kecuali saya yang merupakan mahasiswa FIB UGM. dari sebelum subuh kami sudah melakukan persiapan. dan kurang lebih pukul 5 pagi kami berangkat menggunakan taksi ke stasiun lempuyangan.

sebelum berangkat, kita terus mengabadikan gambar kita. supaya kita tetap eksis dalam sejarah :D



kita berangkat pukul 7.30 pagi. kita menggunakan kereta ekonomi sritanjung jurusan jogja-banyuwangi dengan harga tiket Rp 35.000 perorang.

seperti biasa kereta ekonomi merupakan kereta “eksekutif” dengan beberapa fasilitas pendukung. seperti pengamen, pedagang asongan dan lain lain. pada waktu berangkat sih, kondisi badan masih segar. tapi kondisi ini tak bertahan lama.

kondisi badan yang lelah sehabis begadang semalan juga menambah kenikmatan di kereta ini. hampir semua dari kita tidur secara bergantian untuk menghindari maling barang bawaan kita.





sekitar pukul 3 sore sampailah kita di kota surabaya dengan keringat yang terus mengucur. dan…. tha thaa!! kita sudah mencapai setengah perjalanan menuju banyuwangi.

Surabaya-Banyuwangi mempunyai jarak yang hampir sama dengan Jogja-Surabaya. di surabaya kereta berhenti cukup lama, bahkan beberapa teman saya menyempatkan diri turun untuk sejenak beli rokok dan perlenkapan lain.


moncong kereta di stasiun inipun dipindah. diganti dengan moncong yang disambung digerbong paling belakang. jadi pada waktu berangkat kita duduk digerbong terakhir, sekarang kita duduk digerbong paling depan.

jalur yang dilaluinyapun seolah olah berlawanan. karena mungkin kita berjalan menuju timur utara dari jogja, dan sekarang kita berjalan menuju selatan.

hal yang paling berkesan saat transit disurabaya adalah rombongan kita meningkat. jadi kita bertemu dan duduk bareng dengan para backpaker dari amerika. yang semuanya merupakan antropolog yang sama-sama menuju bali untuk melakukan penelitian. sepanjang perjalan kami melakukan hal hal konyol yang belum pernah dilakukan sebelumnya. seperti menghirup asap rokok yang ada di dalam botol kopi. sehingga mirip dengan syisa dan lain-lain.


kami juga mengacara mereka merokok dengan cara linting. (tingwe) dan mereka sangat antusias.

perjalanan di kereta yang sangat panjang itu akhirnya selesai. kami tiba di banyuwangi pukul 23.30. dan saat itu juga kami akan langsung menyebrang ke bali. sedangkan rombongan dari amerika memutuskan untuk menginap di banyuwangi.



kami berjalan menuju pelabuhan ketapang yang berjarak sekitar 300m dari stasiun. kami menyempatkan untuk makan terlebih dahulu di lesehan lele bakar di dekat pelabuhan.

dan hal sialpun terjadi. kami berdelapan memesan lauk yang sama. namun dihargai berbeda. dan yang paling sial adalah saya. saya mendapatkan harga termahal dibandingkan yang lainya. warung lesehan itu berlokasi di seberang pelabuhan persis. dengan spanduk salah cetak yang bertuliskan “pecek lele” bukan “pecel lele”. sehingga bagi anda para backpaker yang mungkin kebetulan mau makan di warung itu, lebih baik tanya harga terlebih dahulu.

sekitar pukul 1.00 malam hari kami tidur di pelabuhan. dan berencana menyebrang pukul 4.00 subuh agar sesampainya di gilimanuk langsung dapat bis menuju ke tabanan. kami menyeberang dengan biaya Rp 5000 perorang dilanjutkan dengan bis menuju tabanan. perjalanan dari pelabuhan gilimanuk menuju tabanan memakan waktu sekitar 5 jam perjalanan. dengan biaya Rp30.000 perorang.

sesampainya di tabanan, kita harus berjalan cukup jauh untuk sampai di rumah teman saya, kenny. kenny pernah kuliah di bali, sehingga ada rumah yang merupakan rumah tinggalnya sendiri.

setelah berjalan kaki sekitar 40 menit kami sampai di rumah kenny dengan badan hancur. :D



disana kita langsung membersihkan rumah agar enak untuk dijadikan bascame istirahat.

dirumah itu kita istirahat kalo gak salah 3 hari. sambil rapat untuk kegiatan traveling di bali. kita merencanakan untuk sewa motor, mobil atau apapun untuk bisa keliling dan segala akomodasi yang ada selama meninggalkan rumah kenny. karena jarak antara tabanan dan denpasar sekitar 1.5 jam perjalanan.

di pagi hari kita meninggalkan rumah kenny dan mulai berpetualang.




kita menggunakan colt menuju denpasar, tepatnya langsung menuju kuta legian.

dengan biaya Rp.10.000 kita “hampir” sampai di legian. karena supir coltnya bilang ini sudah sampai legian, tapi pada kenyataanya legian masih lumayan jauh. dan seperti para gembel lainya, kita selalu jalan kaki.



sesampainya di legian. kami langsung mencari hotel termurah. dan kami dapat hotel di daerah poppies I dengan harga Rp 90.000 perkamar yang dihuni 3 orang. jadi harga untuk masing-masing orang adalah Rp.30.000

besok lanjut ah. kesel ki nulis terus…