arsip

Minggu, 14 Juli 2013

MEMAHAMI MAKHLUK ASTRAL SECARA LOGIS? APAKAH BISA?

Saat itu saya sedang berada di kantin kampus. Kebetulan hari itu saya ada janji dengan teman saya untuk membicarakan sesuatu.  Sambil menyantap makanan kantin kami berbincang banyak hal hingga masuk ke diskusi serius.
Diskusi itu kemudian membawa kami untuk membicarakan sesuatu yang tidak dapat dipikir secara nalar. Kebetulan sekali kami berempat mempunyai karakter yang berbeda, sehingga diskusi itu sedikit-banyak memunculkan pertanyaan-pertanyaan. Saya merupakan orang yang sedikit banyak telah mengalami kejadian-kejadian yang diluar nalar, sehingga bukan berarti menganggap sesuatu yang bersifat mistik itu ada, namun abstraksi akibat pengalaman tersebut membuat “seolah-olah” ada. Teman sekaligus dosen saya, mas alvein. Dia merupakan orang yang kritis mengenai hal-hal seperti ini juga bercerita mengenai pengalaman-pengalaman dia. Dia merupakan perumus yang baik, untuk mengaitkan bagaimana sesuatu yang tidak bisa dipikir secara logis, menjadi sesuatu yang logis dan ilmiah. Sedangkan teman saya yang satu, lawung. Merupakan orang yang sangat logis. Dia hampir tidak percaya adanya makhluk-makhluk astral. Sebagai seorang agnostic dia menganggap bahwa semua dapat di jelaskan dengan ilmiah. Mengenai fenomena-fenomena yang tidak masuk akal tersebut hanyalah sesuatu yang bisa dijelaskan secara ilmiah.
Diskusi itu dimulai saling berbagi cerita tentang pengalaman-pengalaman mimpi yang terasa aneh. Aneh karena pengalaman mimpi itu sangat berkesan. Saya pernah mengalami mimpi yang terjadi selama 4 hari berturut-turut. Waktu itu saya masih duduk di bangku sd. Bahkan saya sampai takut untuk tidur gara-gara mimpi itu. Seingat saya, mimpi itu merupakan mimpi yang putih. Dunia putih, saya merasa sangat takut karena di kejar-kejar oleh sesuatu yang tidak bisa saya jelaskan. Bahkan ketakuran yang saya alami ini tidak bisa dijelaskan setelah saya bangun. Seolah-olah konsep-konsep yang ada di dalam mimpi ini tidak terjadi di dunia nyata. Dalam mimpi itu saya diangkat keatas oleh sesuatu yang tidak bisa saya jelaskan. Dan kegiatan yang berlangsung dalam mimpi itu tidak dapat dijelaskan karena tidak ada bahasa yang cocok untuk menjelaskanya.
Mas alvein juga menanggapi. Bahwasanya dia pernah merasakan roh keluar dari dalam tubuhnya. Itu terjadi secara real. dia bercerita bahwa roh itu keluar perlahan dari tubuhnya melalui ujung kakinya, dan dia dapat melihat jasad tubuhnya.
Karena belum ada ilmu pengetahuan yang ada itu hanya bersifat kausal, berarti suatu kejadian itu ada karena ada penyebabnya maka fenomena-fenomena ini hanya dianggap imaji, halusinasi atau abstraksi dari otak yang tidak bisa dibuktikan secara nyata.  Namun apabila hal-hal seperti ini merupakan abstraksi dari otak kita, mengapa istilah istilah yang mengacu kepada hantu, setan dan makhluk astral lain ada di seluruh dunia? Bahasa muncul berdasarkan evolusi komunikasi nonverbal ke verbal.  Bahasa terbentuk berdasarkan kesepakatan antara pembicara dan yang diajak bicara. Sehingga muncul bahasa-bahasa yang berkembang di suatu komunal tertentu. Bahasa di tempat yang mempunyai akses lebih sulit ke tempat lain cenderung mempunyai bahasa lebih komplek daripada yang mempunyai akses mudah. Dan yang menjadi pertanyaan adalah istilah yang mengacu pada “hantu” telah ada di seluruh dunia. Hantu, ghost, syaiton, dll merupakan istilah yang sama untuk makhluk di luar manusia. Bahasa itu telah ada sebelum adanya kemudahan akses seperti zaman sekarang. Berarti istilah itu ada dan berkembang dikarena apa yang diistilahkan memang ada di seluruh dunia. Lantas kenapa tidak ada ilmu pengetahuan yang mengakuinya sebagai suatu yang ilmiah?
Pembicaraan kami berlanjut. Lantas kenapa paranormal, “orang pinter”, dukun atau istilah yang mengacu pada konsep yang sama tidak dianggap sebagai ilmuan makhluk astral? Bukankan mereka membentuk pola yang sama di seluruh dunia?, mereka bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk astral itu tanpa kita tahu bagaimana cara mereka melakukanya. Namun di setiap wilayah, mempunyai cara yang hampir sama untuk semua paranormal, bagaimana mereka berkomunikasi, bagaimana mereka menggunakan symbol-simbol dan peralatan tertentu, bagaimana attitude mereka dll. Bukankah itu sebuah pola yang tidak terbentuk dikarenakan mereka sepakat begitu saja? Itu merupakan sesuatu yang yang memang harus ada dan menjadi standar operasi mereka, karena bukan mereka yang menentukan untuk menjadi dan mengikuti standar yang ada, namun sistem yang tercipta karena kebutuhanya terhadap apa yang digelutinya yang membuat demikian rupa. Dengan istilah lain, sistem yang membuat mereka seperti itu, bukan mereka yang menentukan sistem mereka sendiri.
Menurut saya, mereka pantas disebut sebagai ilmuan. Karena mereka mempunyai prosedur tersendiri dalam mengungkap hal-hal yang tidak dapat diungkap. Walaupun mungkin hal-hal tersebut tidak bisa diterima di logika yang saat ini kita sepakati, tapi prosedur itu sudah digunakan dan disepakati oleh logika mereka.
Atau kalau menurut logika yang ada, makhluk astral itu merupakan makhluk yang biasa kita kenal dengan sebutan alien. Karena perbedaan dimensi waktu, mungkin saja mereka secara teknologi jauh diatas kita. Sehingga apa yang kita alami yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah itu merupakan “orang” di masa depan kita, entah itu dari dalam planet kita ataupun luar dengan teknologi yang jauh melampaui kita. Karena “fisika” kita berbeda dengan mereka, maka hal hal tersebut dianggap tidak masuk logika sekarang, dan dianggap sesuatu yang mustahil.
Jadi “penampakan” yang ada di seluruh dunia itu merupakan teknologi mereka yang diistilahkan dengan bahasa kita masing-masing.  Misalnya aja penyebutan naga, naga di barat itu mempunyai sayap. Sedangkan naga di timur itu tidak memiliki sayap. Alasanya mudah, karena dibarat itu mengikuti logika, dan di timur itu lebih cenderung mistis. Naga bisa terbang karena mereka bersayap, sedangkan di timur, naga bisa terbang karena dia makhluk legendaris yang tidak membutuhkan logika sekarang untuk dapat terbang. Begitu juga pocong, kuntilanak, vampire dan lain-lain itu mengikuti kebudayaan yang ada di daerah itu. Dan karena penggambaran masyarakat yang ada sedemikian rupa, sehingga menimbulkan ekspetasi yang  berbeda-beda diantara kita.
  Jadi kesimpulanya,
1.       Makhluk astral itu ada karena kita memikirkanya dan menjadi abstraksi bawah sadar kita
2.       Makhluk astral itu ada, dan hanya orang-orang yang kompeten yang mampu memahaminya
3.       Makhluk astral itu merupakan jelmaan manusia/alien karena  teknologi  dan dimensi waktu yang berbeda
Ditambahin aja, ini memang ngaco, tapi membuat kita terus berfikir :D